DISWAY JATENG – Diabetes melitus (DM) atau penyakit gula darah adalah itu suatu kondisi terjadi peningkatan kadar glukosa atau gula pada darah. Akibat gangguan kerja pankreas atau gangguan dari produksi insulin. Penyakit ini sendiri sebenarnya ada tiga jenis yaitu tipe-1, tipe-2 dan diabetes gestasional. Namun umumnya diabetes gestasional hanya mengidap pada wanita hamil. Kondisi ini ketika tidak tercukupi produksi insulin selama kehamilan, yang mengakibatkan kadar gula darah naik.
Penyakit tipe-1 ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel pankreas yang memproduksi insulin. Mengakibatkan pankreas tidak dapat menghasilkan insulin untuk menyerap gula pada darah. Pada beberapa kasus, tipe-1 ini merupakan keturunan dari keluarganya, yang berarti dari faktor genetik.
Sedangkan pada tipe-2 tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan efektif, atau tidak cukup mengasilkan insulin untuk mengolah gula darah. Sehingga kandungan gula pada darah tinggi dalam aliran darah. Biasanya hal ini terjadi sebab tubuh tidak menggunakan insulin dengan seharusnya, atau kurangnya produksi insulin oleh pankreas. Pada umumnya tipe-2 karena faktor tekanan darah tinggi, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan juga faktor genetik bisa menjadi penyebab tipe-2 ini.
BACA JUGA : Kenali Gejala Usus Buntu Sebelum Terlambat!
Perbedaan luka basah dan kering
Sebetulnya tidak ada istilah gula basah dan gula kering dalam dunia medis. Istilah gula basah yaitu luka yang sulit sembuh dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh hingga mengeluarkan nanah.
Sementara gula kering luka yang sulit sembuh tetapi tidak mengeluarkan nanah. Umumnya luka kering ini karena penderita dapat mengontrol kadar gula dengan baik, tetapi komplikasi dari gula darah ini semua bisa terkena. Jika seseorang sudah mengalami gejala gula kering suatu saat bisa mengalami gejala gula basah atau sebaliknya.
Apakah gula darah bisa sembuh?
Menurut Dr. Yunita Maslim, Sp.PD pada saluran youtube Bethsaida Hospital, perbaiki gaya hidup dari pola makan dan olahraga rutin. Dengan memiliki tubuh dan berat badan yang ideal dan tidak mengonsumsi obat-obatan seperti pelangsing. Kurangi porsi nasi dan hindari makanan dan minuman manis-manis, lebih tepatnya kurangi konsumsi yang mengandung karbohidrat glikemik tinggi.
Karenanya sangat penting bagi penderita penyakit ini mengikuti rencana perawatan yang dokter sarankan. Selalu melakukan pemeriksaan secara rutin agar kondisi penyakit ini dapat selalu terpantau. (*)