6 Kebiasaan Orang Indonesia yang Ternyata Salah Secara Medis

DISWAY JATENG – Kebiasaan orang Indonesia yang menjadi bagian dari budaya masyarakatnya. Namun, tidak semua kebiasaan tersebut baik untuk kesehatan. Beberapa di antaranya bahkan dianggap salah secara medis.

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan orang Indonesia yang ternyata salah secara medis.

1. Memakai pakaian tebal ketika demam

Pakaian tebal/selimut akan menaikan suhu tubuh. Suhu yang sangat tinggi (39 derajat atau lebih) pada anak-anak bisa menyebabkan kejang-kejang. Oleh karena itu disarankan untuk mengenakan pakaian tipis meskipun tubuh terasa dingin.

2. Mandi malam hari menyebabkan rematik

Hal ini tidak benar kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi dengan air hangat.

3. Demam tidak boleh mandi

Dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, ketika demam dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres mengunakan air hangat.

4. Penderita cacar air atau campak tidak boleh mandi

Hal ini malah bertentangan dengan prinsip medis, yang mana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering dapat mencegah perluasan penyakit. Tidak hanya itu perlu juga minum obat yang sudah tersedia dengan resep dokter.

5. Angin duduk harus kerok atau pijat

Apabila menderita angin duduk, jangan menggunakan metode kerok atau pijat. Kejadian orang yang meninggal ketika menggunakan metode pijat, menunjukan penanganan yang salah dan berakibat fatal. Oleh karena itu hal yang harus kita lakukan adalah pemberian oksigen dan obat serta tindakan diagnostik khusus. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung berat akibat sumbatan darah keseluruhan tubuh.

6. Masuk angin harus kerok

Kerokan ternyata bukan pertanda angin keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada pada kulit. Oleh karena itu tidak heran, jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau terlupakan. (*)