Wasir, Apakah Harus Dioperasi?

Wasir.
Wasir.

DISWAY JATENG – Dari seluruh populasi Indonesia, 10 juta orang terkena wasir, namun hanya 150 ribu saja yang terdiagnosa. Ambeien atau wasir adalah pembengkakan pembuluh darah balik (varises) di dubur atau usus besar bagian bawah.

Dalam dunia medis, wasir adalah hemoroid. Hemoroid terbagi menjadi 2, hemoroid eksterna terletak di dubur dan hemoroid interna terletak di usus besar bagian akhir.

Lalu, bagaimana penanganan penyakit wasir ini? Apakah pengidap wasir harus operasi? Simak penjelasan dr Sony Wijaya SpB dari Rumah Sakit Premier Jatinegara sebagai berikut.

Menurut Sony, anus merupakan organ pencernaan pada bagian ujung yang berbentuk tubuler atau tabung anus, memiliki fungsi utama dalam proses defekasi yaitu dengan mengatur keluarnya feses dan menahan buang air besar pada saat tertentu.

“Dalam menjalankan fungsinya, otot spincter pada anus dibantu pembuluh darah anus atau hemoroid,” jelasnya.

Dua Jenis Pembuluh Darah

Anus memiliki dua jenis pembuluh darah, yakni arteri dan vena pembuluh darah balik atau adrianus berbentuk anyaman atau kita sebut dengan flat shoes pleksus. Vena pada anus kita beri nama pleksus hemoroidalis dan terletak pada bagian luar anus atau flat shoes eksternal, dan bagian dalam anus atau flat shoes.

Itu membentuk bantalan di anus sehingga membuat saluran anus yang berbentuk tabung ini menjadi kedap air atau udara jika tidak ada tekanan saat mengejan, dalam kata lain fungsi bantalan ini sangat tahan sehingga bila kita kentut tidak akan keluar bersama feses. Kecuali jika diare.

“Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, tubuh kita begitu pula anus memiliki dua jenis pembuluh darah, yaitu arteri dan vena. Saat terdapat massa feses yang keras atau karena penekanan dari proses tersebut aliran darah balik menjadi tertahan,” katanya.

Namun aliran darah arteri dapat mengalir ke daerah anus dan mengisi fleksus tersebut, sementara fleksus ini merupakan jaringan longgar.

Hal ini menyebabkan flat shoes semakin membesar dan kemudian terjadilah penyakit hemoroid atau wasir. Saat hemoroid membesar, dindingnya menjadi mudah berdarah dan bila terjadi cedera akibat feses yang keras akan menggores permukaan anus sehingga gejala yang terjadi adalah keluarnya darah dari anus.

Seiring dengan membesarnya bantalan tersebut, jaringan penyokong yang menopang fleksus menjadi lemah. Ini menyebabkan fleksus yang membesar tersebut menjadi menonjol keluar dari anus. Awalnya benjolan ini dapat masuk kembali ke dalam anus dengan spontan.

Namun lama-kelamaan saat jaringan penyokong semakin lemah, benjolan yang keluar harus menggunakan jari.

Yang lebih parah adalah jika benjolan yang keluar tadi tidak dapat masukkan kembali walaupun sudah dengan jari sehingga menjadi nyeri akibat benjolan tercekik spingter.

Sementara pada fleksus eksterna tahanan pembuluh darah ini tampak dari luar anus sebagai suatu benjolan kebiruan yang tidak mengganggu hingga akhirnya terjadi bekuan atau trombosis. Saat itu terjadi anus akan terasa sangat nyeri.

TATA LAKSANA PENGOBATAN WASIR

Tata laksana pengobatan hemoroid ada dua, yakni secara konservatif dan invasif. Konservatif bertujuan mengistirahatkan anus dan mengembalikan tonus pembuluh darah vena serta mengembalikan fleksibilitas dari jaringan penyokong.

Konservatif ini meliputi diet atau pola makan dengan makanan tinggi serat atau memberikan asupan pencahar sehingga tahanan tidak besar.

Lalu pemberian obat-obatan untuk mengembalikan tonus pembuluh darah atau flebotomi. Berikutnya pemberian obat antiradang.

Tata laksana invasif jika konservatif gagal, benjolan berdarah terus, atau menyebabkan penderita anemia (kekurangan darah), benjolan hemoroid mengganggu pola defekasi, benjolan hemoroid terlampau besar dan membuat tidak nyaman.

“Jika terjadi trombosis atau bekuan darah seringnya pada hemoroid eksterna tatalaksana invasif ini meliputi pengangkatan benjolan hemoroid,” ungkapnya.

Baik secara konvensional atau menggunakan teknik stepler lalu penyuntikan zat sklerosing agen untuk membuat hemoroid mengkerut. (*)