DISWAY JATENG – Stunting adalah kondisi ketika seorang anak dalam 1.000 hari kehidupan pertamanya mengalami masalah gizi kronis.
Masalah tersebut kemungkinan terjadi pada masa kehamilan, Air Susi Ibu (ASI) eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Itu akan berakibat terhadap tinggi badan menurut umur di kurva minus dua standar ke bawah atau berada di kurva garis merah turun ke bawah.
Biasanya, stunting terjadi ketika anak masih dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Baca Juga: Kesehatan Jantung, Tips yang Harus Dilakukan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut stunting adalah ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia.
Kondisi ini mengganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak yang dapat mempengaruhi kemampuan dan prestasi mereka.
Anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk, karena daya tahan tubuhnya tidak baik.
Selain itu, juga bisa menurun ke generasi berikutnya jika tidak serius dalam menanganinya.
Baca Juga: Sembuhkan Kesehatan Mental Anda
Apa saja gejala, penyebab, dan bagaimana cara pencegahan stunting?
Gejala Stunting
Gejalanya seperti pertumbuhan melambat, pertumbuhan gigi terlambat, kemampuan fokus dan memori belajarnya buruk.
Ketika menginjak usia 8 sampai 10 tahun, anak cenderung menjadi lebih pendiam dan tidak banyak mengeluarkan kontak mata dengan orang sekitarnya.
Perkembangan tubuh anak terhambat, berat badan tidak naik bahkan cenderung turun, serta mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Baca Juga: Diet Sehat Menurunkan Berat Badan, Nomor 7 Paling Mudah
Faktor Penyebab
1. Kurang Asupan Gizi Selama Kehamilan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menginformasikan sekitar 20 persen kasus stunting sudah terjadi saat bayi masih berada dalam kandungan.
Penyebabnya, asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas.
Sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit. Akhirnya, pertumbuhan dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.
Karena itu, perlu mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.
Baca Juga: Minum Air Putih, Kenali Manfaatnya untuk Kesehatan
2. Kebutuhan Gizi Anak Tidak Tercukupi
Stunting bisa terjadi akibat asupan makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun yang tidak tercukupi.
Asupan tersebut seperti posisi menyusui yang kurang tepat, tidak mendapatkan ASI, hingga makanan pendamping ASI yang kurang berkualitas.
Selain dua penyebab di atas, faktor lainnya adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
Lalu terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan setelah melahirkan.
Baca Juga: Luangkan Waktu , Minumlah Air Putih Hangat Di Pagi Hari, Rasakan Manfaatnya
Kemudian, kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan makanan bergizi karena tergolong mahal.
Cara Pencegahan Stunting
Untuk menurunkan kasus setiap tahun, Pemerintah mencanangkan beberapa program prioritas.
Ada berbagai upaya untuk mencegah stunting sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016.
Menurut Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, cara mencegah stunting perlu menyesuaikan usia anak.
Baca Juga: 7 Manfaat Buah Pepaya Bagi Kesehatan
Yaitu, mulai sejak janin di dalam kandungan hingga mencapai usia dewasa muda. (*)