Hati-hati dengan Shopaholic, Bisa Jadi Gangguan Mental

Ilustrasi Shopaholic

Hati-hati dengan Shopaholic, Bisa Jadi Gangguan Mental.

Shopaholic adalah kondisi seseorang yang menyukai berbelanja, meskipun barang yang ia belanjakan tidak termasuk dalam kebutuhan. Biasanya barang yang ia beli adalah barang yang sebenarnya sudah pernah membelinya, tujuan berbelanja adalah hanya untuk kepuasan semata.

Kondisi penderita shopaholic banyak yang mengakui sebagai gangguan mental dan sudah ada sejak awal abad ke 20. Mengutip dari American Addiction Center Resource menyatakan bahwa terdapat masalah pada otak sehingga kecanduan dengan apa sensasi saat belanja.

Ketika berbelanja, sesorang merasakan ketenangan yang kemudian menjadikan mereka melepaskan hormon dopamin dan endorfin. Sehingga menimbulkan seseorang candu untuk berbelanja.

Berikut karakteristik shopaholic yang perlu kita waspadai

Perasaan senang karena berbelanja
Rasa candu dan senang akan membuat seseorang merasa ketagihan.
Beberapa ahli menyatakan bahwa rasa candu dapat menimbulkan rasa bahagia. Namun kebahagiaan itu tentu bukan hal murni yang dapat menjadi suatu kebaikan.
Seorang shopaholic memanfaatkan moment berbelanja sebagai alternatif meredam emosional, baik emosi negatif maupun positif.

Perasaan bersalah saat membeli barang, namun terjadi secara berulang.
Umumnya, sesorang shopaholic merasa begitu menyesal ketika ia sudah membeli barang. Namun sayangnya, hal itu terjadi secara berulang-ulang. Kondisi ini memicu penyesalan, akan tetapi jika tidak berbelanja akan memengaruhi mood, seperti kesal dan kacau.

Berbelanja secara diam-diam.
Seorang shopaholic kerapkali berbelanja secara sembunyi. Ia merasa malu jika orang lain mengetahui kebiasaannya. Untuk itu, shopaholic banyak menggunakan toko online untuk ia berbelanja.

Selain itu, kita juga harus mengetahui bahaya shopaholic.

BACA JUGA : Hadapi Cuaca Panas, Ini Tipsnya

Berikut bahaya shopaholic

Kondisi shopaholic akan sangat mengkhawatirkan. Salah satu pemicunya adalah karena seseorang merasa kesepian, sehingga ia melepaskan rasa kesepian itu dengan berbelanja.
Seorang shopaholic akan merasakan gangguan kecemasan dan cenderung tidak merasa ragu jika melakukan tindakan kriminal. Dia bisa saja mencuri kartu kredit orang lain hanya untuk memuaskan dirinya dengan berbelanja.

Alodokter menyatakan beberapa hal yang dapat menangani shopaholic

1. Menyadari bahwa perilaku tersebut adalah perilaku negatif.

Jika berlangsung secara terus menerus maka akan menjadikan seseorang kecanduan. Maka harus mulai berhenti, misalnya berhenti untuk berbelanja online atau dengan menutup akun online shop.

2. Membicarakan hal itu dengan orang terdekat.
Tidak ada salahnya untuk meminta solusi atau pendapat dari orang lain, terutama orang terdekat kita. Sebab kita juga manusia biasa yang perlu arahan atau nasihat. Barangkali dari nasihat orang lain bisa menyadarkan seseorang shopaholic untuk menghentikan kebiasaanya.

3. Meminta bantuan keluarga atau orang terdekat dalam mengontrol pendapatan, pengeluaran dan kebutuhan.
Berbelanja yang ideal adalah berbelanja sesuai dengan skala prioritas kebutuhan. Maka tidak ada salahnya jika meminta bantuan untuk kontrol antara kebutuhan dan keinginan, juga pendapatan dan pengeluaran.

4. Meminta keluarga atau orang terdekat untuk menemani berbelanja.
Sebab manusia seringkali lalai saat ia sendiri. Jika kita memiliki teman saat berbelanja, mungkin mereka bisa mengingatkan dan memberi rambu untuk melakukan perbelanjaan dengan semestinya.

Jika hal itu belum juga meringankan, maka perlu konselor atau orang yang ahli untuk menghentikannya. Selain itu, kesadaran diri juga sangat diperlukan karena perubahan akan nampak dari diri sendiri.(*)