DISWAY JATENG – Pembekuan darah atau darah kental dapat terjadi pada siapa saja. Jangan biarkan bekuan darah terjadi pada Anda.
Dr Vito Damay SpJP (K) MKes AIFO-K FIHA FICA FAsCC dalam kanl YouTube DRV Channel menyatakan, sayangnya sekitar 70-80 persen orang tidak mengetahui atau tidak menyadari penyakit ini ada dan berakibat fatal. Meski tidak selalu mengakibatkan serangan jantung, pembekuan darah dapat mengakibatkan seseorang mengalami perburukan.
Venus Strobonolism adalah pembekuan darah yang jika mencapai pembuluh darah di paru-paru akan berakibat fatal. Seseorang bisa sesak nafas mendadak, sakit dada dan saturasi oksigen menurun. Mengapa orang yang rawat inap di rumah sakit rawan mengalami pembekuan darah?
Karena seseorang yang rawat inap di rumah sakit tidak mobile. Ia melakukan tirah baring (bed rest) terus-menerus dalam waktu panjang lebih dari tiga hari. Pembekuan darah akan meningkat jika si pasien punya riwayat pernah mengalami kanker, operasi tulang dan lainnya yang menyebabkan dia harus bedrest.
“Kadang-kadang setelah pulang dari rumah sakit pun, sampai 3 bulan setelahnya, orang tersebut masih punya risiko ini. Jika terjadi di rumah sakit, maka kita sebagai penunggu pasien atau keluarga pasien harusnya aware bahwa jika bed rest selama 3 hari atau lebih maka risikonya akan lebih meningkat,” terang Vito.
Karena itu kita jangan kaget jika tiba-tiba seorang dokter memberikan obat pengencer darah pada orang yang mungkin sebelumnya Anda tahu sehat-sehat saja. Kenapa melakukan penyuntikan di perutnya? Karena untuk mengencerkan darah. Hal itu juga untuk menurunkan risiko terjadi pembekuan darah yang bisa berakibat fatal.
Pencegahan lainnya bisa dilakukan dengan memberikan kompresi secara terus-menerus. Ada mesin dan kaos kaki kompresi untuk mencegah terjadi pembekuan darah. Selain itu, dokter melalui fisioterapis akan memberikan semacam pelatihan pasif atau exercise pasif bagi orang yang dalam keadaan lemah atau berpenyakit kronis.
Gejala Darah Kental
Selain itu, agar terhindar dari pembekuan darah seseorang harus dalam kondisi terhidrasi baik. Kecukupan cairan harus terpenuhi. Penting juga membersihkan pasien untuk mengenali gejala-gejala adanya pembekuan darah.
“Lihat kakinya apakah ada pembengkakan, kemerahan atau kaki terasa nyeri. Saat terjadi kaki yang ukurannya semakin membesar atau terlihat bengkak atau terasa berat, kita harus curiga ada pembekuan darah dan segera melapor ke dokter perawat yang menanganinya,” jelasnya.
Pemberian antikoagulan atau pengencer darah penting untuk pencegahan maupun untuk penanganan ketika pasien tersebut mengalami pembekuan darah. Ingat, obat pengencer darah banyak jenisnya. Anda harus konsultasi dengan dokter yang merawatnya. Bagaimana pengencer darah yang dipilih. Ada obat pengencer darah yang disuntikkan melalui perut, ada juga jenis-jenis lain bagi penderita yang cocok untuk kondisi klinis tertentu sehingga Anda harus memperhitungkan juga kapan orang ini akan bisa dirawat jalan, dan kapan harus ‘switch’ dengan obat pengencer darah yang bisa diminum.
Pemberian obat tersebut pasti akan melihat sesuai kondisi klinis seseorang. Fungsi ginjalnya secara keseluruhan bagaimana. Obat pengencer darah memang punya risiko menyebabkan pendarahan, tapi tenang karena jika kita memberikan obat pengencer manfaatnya melebihi risikonya, maka itu bisa jadi pilihan. Sekali lagi kita mencegah penyakit yang cukup fatal. Karena itu, kita harus bisa mencegah sebelum hal tersebut terjadi. (*)