DISWAY JATENG – Keunikan bunga bangkai terletak pada aromanya, yaitu aroma busuk seperti bau bangkai. Hal ini membuatnya berbeda dengan jenis bunga lainnya yang biasanya memiliki aroma wangi. Bunga bangkai juga memiliki tubuh tumbuhan yang sangat besar jika berbanding dengan bunga lainnya, sehingga pantas sebagai bunga tertinggi di dunia.
Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) adalah tumbuhan endemik Pulau Sumatera yang tergolong suku talas-talasan (Araceae), dari genus Amorphophallus. Tumbuhan ini mendapat perlindungan oleh Undang-Undang No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (KSDAE) jo. PP No.7/1999. Pasal ini menjelaskan tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.
BACA JUGA: Kecantikan Bunga Terlangka di Dunia
Bunga bangkai tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis, dan memiliki sekitar 170 spesies di dunia. Sekitar 25 spesies ada di Indonesia, seperti Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus gigas), Bunga Bangkai Jangkung (Amorphophallus decussilvae), Suweg (Amorphophallus campanulatus).
Salah satu spesies bunga bangkai, yaitu Bunga Bangkai Jangkung, berada di Taman Nasional Gunung Ciremai dan Stasiun Penelitian Hutan Tropis Taman Nasional Kayan Mentarang. Bentuk bunga bangkai mirip seperti cermin dengan warna kelopak yang beragam seperti merah hati, jingga, dan kehijauan. Masa mekar bunga bangkai sekitar 7 hari.
Bagian yang menjulang tinggi ke atas memiliki nama spadix, dan bagian pelindung bunga yang mekar bernama braktea. Bunga bangkai raksasa memiliki panjang yang beragam, mulai dari 2,5 meter hingga 5 meter lebih, dengan diameter sekitar 1,5 meter.
KSDAE menyebutkan bahwa tumbuhan unik ini mulai terancam di alam karena faktor manusia yang mengambil bagian dari bunga bangkai tersebut di habitatnya.Hal ini seperti pengambilan umbi, tangkai daun, dan batang semua anakan, yang marak jual belinya bersamaan dengan tanaman hias lainnya di masa pandemi. (*)