DISWAY JATENG – Obyek Wisata Waduk Cacaban sejak ditutup pada pertengahan Oktober 2020, kini dengan tampilan barunya yang telah resmi terbuka untuk umum. Waduk Cacaban menawarkan Pesona keelokan pemandangan bentangan air dengan latar perbukitan dan pulau-pulau kecil di tengahnya dan sempat menutupnya selama dua tahun karena adanya pekerjaan remedial bendungan dan penataan kawasan seluas 6,6 hektar
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kegiatan proyek remedial bendungan Waduk Cacaban ini sangat menguntungkan dan membawa berkah
serta manfaat tersendiri bagi masyarakat petani dan pelaku usaha pariwisata, khususnya warga sekitar waduk yang mencari nafkah
dan menggantungkan usahanya dari keberadaan Waduk Cacaban.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal yang diberi amanat BBWS Pemali Juana
untuk mengelola spot wisata dermaga ini bisa mengelolanya dengan baik bersama pelaku usaha lainnya.
Di sini ada juga peran serta paguyuban, pelaku usaha kuliner, jasa angkutan perahu,
dan komponen pelaku usaha lainnya untuk berpartisipasi menjaga, memelihara aset yang sudah dibangun mahal oleh pemerintah ini.
Tidak kurang dari Rp 40 miliar anggaran Pemerintah telah mengeluarkan untuk mendanai pekerjaan remedial bendungan Cacaban ini.
Dana tersebut yang berasal dari pinjaman Bank Dunia. dan berharap produktivitas dan
perekonomian masyarakat pasca revitalisasi kawasan Waduk Cacaban ini akan semakin meningkat.
Sejarah berdirinya waduk
Pembangunan waduk telah ada sejak pendudukan Belanda kala itu, karena pada musim hujan sering terjadi banjir
yang merusak lahan pertanian milik masyarakat, tetapi di musim kemarau, lahan pertanian milik masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air.
Pembangunan waduk ini mulai dengan prosesi peletakan batu pertama oleh Presiden Soekarno tanggal 16 September 1952.
dan meresmikannya pada tanggal 19 Mei 1959 kala itu Pj. Presiden Sartono.
Ketika tahun 1963, melakukan penanaman pohon cemara pada sekeliling waduk untuk mengurangi jumlah lumpur yang masuk ke dalam waduk.
Tetapi pohon cemara yang tertanam pada atas bendungan dari waduk ini kemudian menebangnya pada dekade 1980-an, karena mengkhawatirkan
melemahkan struktur bendungan.
Objek wisata ini telah melakukan penaburan 2.400 benih ikan nila di Waduk Cacaban
dengan fasilitas yang dapat terakses oleh wisatawan adalah gardu pandang atas, aula,
pujasera yang terdiri dari 47 kios, mushola, playground, dermaga apung, joging track,
gazebo, wisata hutan, dan perahu wisata.
Menikmati keindahan alam di Waduk Cacaban ini pengunjung cukup merogoh kocek Rp 4.000, membayar retribusi
di pintu masuk untuk hari biasa dan Rp 5.000 di hari Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya.
Kalaupun ingin menikmati wahana lainnya seperti wisata perahu,bagi pengunjung harus membayar biaya Rp 15.000 per orang.(*)