ChatGPT Membuat Terobosan dalam Pembelajaran Akuntansi

ChatGPT, produk baru dari OpenAI
Ilustrasi ChatGPT melalui smartphone

DISWAY JATENG – ChatGPT, sebuah produk chatbot dari OpenAI, menjadi sorotan setelah berhasil membuat terobosan dalam ujian Akuntansi dengan skor di persentil ke-90. Hasil ini menunjukan kelulusan 13 dari 15 Advanced Placement Exam, dan mencapai skor hampir sempurna dalam ujian GRE Verbal Test.

Para peneliti dari Brigham Young University (BYU) dan 186 universitas lainnya ingin menguji kemampuan ChatGPT dalam bidang akuntansi. Meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan, chatbot ini menjadi acuan sebagai game changer dalam meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran. Peneliti studi ini, David Wood, seorang profesor akuntansi dari BYU, menegaskan bahwa penelitian ini bukan untuk menyontek menggunakan ChatGPT. Namun untuk melihat bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran.

Baca Juga: WhatsApp Rilis Pembaruan Fitur Terbaru

Sejak meluncur November 2022, ChatGPT menjadi platform teknologi dengan pertumbuhan tercepat, dengan mencapai 100 juta pengguna kurang dari dua bulan. Penelitian ini melibatkan 327 penulis dari 186 institusi pendidikan di 14 negara, yang memberikan 25.181 soal ujian akuntansi di kelas. Mahasiswa sarjana BYU juga memberikan 2.268 soal ujian buku teks ke ChatGPT, yang mencakup sistem informasi akuntansi (SIA), dan pajak.

Para siswa memiliki kinerja yang lebih baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kinerja ChatGPT mengesankan, para siswa memiliki kinerja yang lebih baik. Para siswa mendapat nilai rata-rata keseluruhan 76,7 persen, sedangkan nilai ChatGPT hanya mencapai 47,4 persen. Namun, pada 11,3 persen pertanyaan, ChatGPT mendapat nilai lebih tinggi dari rata-rata siswa, terutama pada soal SIA dan audit. Meskipun begitu, ChatGPT berkinerja lebih buruk pada soal-soal mengenai penilaian pajak, keuangan, dan manajerial.

Para peneliti menemukan beberapa kelemahan pada ChatGPT, seperti tidak selalu menyadari ketika sedang mengerjakan soal matematika dan dapat membuat kesalahan.  Meskipun demikian, penulis berharap GPT-4 yang menjadi model di balik ChatGPT dapat meningkatkan pertanyaan akuntansi yang nantinya berguna dalam penelitian secara eksponensial.

Namun, aspek yang paling menjanjikan dari ChatGPT adalah bagaimana teknologi ini dapat membantu meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Chatbot ini dapat berguna untuk merancang dan menguji tugas atau membuat draf bagian dari sebuah proyek. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan harapan bahwa teknologi seperti ChatGPT dapat memainkan peran yang lebih besar  di masa depan. (*)