Tegal  

960 Kapal Nelayan Tegal Pilih Berlabuh

Nelayan Tegal
BERLABUH - Setiap hari kini banyak kapal ikan berlabuh untuk menyambut lebaran.

TEGAL – Memasuki H-10 perayaan Lebaran, ratusan  kapal nelayan Tegal mulai berlabuh dan memadati Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari Kota Tegal. Para kapal secara bergantian melakukan bongkar ikan.

Namun demikian dari keterangan sejumlah nelayan, produksi ikan tahun ini mengalami penurunan signifikan (drop). Dari total keseluruhan 1.200 kapal, sekitar 960 kapal nelayan sudah berlabuh dan melakukan bongkar muat hasil tangkapan. Ini persiapan jelang lebaran.

“Benar, dari total keseluruhan 1.200 kapal, sekira 960 kapal nelayan sudah berlabuh dan melakukan bongkar muat hasil tangkapan. Ini persiapan jelang lebaran,” kata Ketua HNSI Jawa Tengah, Riswanto.

Dari laporan nelayan, pendapatan tangkap ikan tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Ya, nelayan juga mau lebaran. Makanya menjelang lebaran, mereka berlabuh,” ungkapnya.

Menurutnya, terkait pendapatan ikan, informasi dari pemilik kapal lebaran tahun ini hasil tangkapan menurun kurang lebih 30-50 persen.

Riswanto mencontohkan, seperti kapal dengan alat tangkap jaring tarik berkantong yang sebelumnya bisa ekspor 12-15 ton per kapal.

“Sedangkan pada lebaran tahun ini hanya mendapatkan hasil tangkapan sekira 5-10 ton per kapal, ” ungkapnya.

Ia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun.

Pertama faktor musiman, karena biasanya masa panen ikan pada bulan Agustus. Faktor lain karena adanya aturan pembatasan daerah tangkapan ikan yang hanya mendapatkan satu lokasi daerah tangkapan. Dengan penurunan hasil tangkapan ikan ini banyak yang merugi. Namun pemilik kapal tetap dikenakan penarikan PNBP pasca produksi sebanyak 10 persen.

“Ya, faktor lain karena adanya aturan pembatasan daerah tangkapan ikan yang hanya mendapatkan satu lokasi daerah tangkapan. Dan dengan penurunan hasil tangkapan ikan ini banyak yang merugi. Namun pemilik kapal tetap dikenakan penarikan PNBP pasca produksi 10 persen,” Riswanto kembali menjelaskan. (gus)