DISWAY JATENG – Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pola, struktur, dan hubungan antara angka yang sering siwa benci saat mempelajarinya. Mata pelajaran ini juga termasuk bahasa universal yang sering orang gunakan untuk menganalisis dan merumuskan. Bahkan dapat untuk memecahkan masalah berbagai bidang ilmu dan kehidupan sehari-hari.
Sebagai disiplin ilmu, mata pelajaran ini memiliki konsep-konsep dasar seperti angka, operasi matematika, aljabar, geometri, statistika, probabilitas, dan banyak lagi. Mata pelajaran yang penuh rumusan ini sangat memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi, sains, ekonomi, dan berbagai bidang lainnya.
Namun pelajaran hitung meghitung ini tidak menjadi disiplin ilmu yang menjadi kegemaran untuk siswa. Bahkan beberapa siswa membencinya sampai terkadang tidak berangkat sekolah hanya karena pelajaran ini. Hal inil menjadikan kemirisan untuk para guru karena pelajaran matematika juga berperan dalam pengembangan teknologi modern. Seperti komputer, keamanan data, ilmu data, kecerdasan buatan, dan banyak lagi.
Secara umum, matematika merupakan fondasi penting dalam dunia ilmu pengetahuan dan aplikasi di berbagai bidang kehidupan. Maka berikut ini artikel terkait beberapa alasan umum mengapa siswa mungkin merasa tidak menyukai pelajaran matematika:
- Konsep yang Abstrak
Beberapa siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami konsep matematika yang abstrak, seperti aljabar atau geometri. Konsep ini sering kali tidak langsung terlihat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga sulit untuk mengaitkannya dengan konteks yang relevan.
- Kurangnya Keterampilan Dasar
Jika siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar matematika, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi yang lebih kompleks. Oleh karena itu, kurangnya pemahaman terhadap operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dapat menjadi hambatan.
- Kecemasan atau Fobia Matematika
Beberapa siswa mungkin mengalami kecemasan atau fobia matematika, yang terkenal sebagai “math anxiety.” Hal ini bisa terjadi karena tekanan yang tinggi untuk berkinerja baik dalam mata pelajaran ini atau pengalaman negatif sebelumnya yang membuat mereka merasa tidak nyaman dengan matematika.
- Tidak Ada Aplikasi Praktis yang Jelas
Siswa mungkin kesulitan melihat bagaimana konsep matematika menerapkan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, perlu adanya hubungan yang jelas antara matematika dengan situasi nyata. Hal inilah yang mungkin siswa merasa kurang termotivasi untuk belajar.
Inilah alasan kenapa siswa benci pelajaran matematika
- Pengajaran yang Tidak Menarik
Metode pengajaran yang kaku atau membosankan dapat membuat siswa kehilangan minat dalam pelajaran hitung menghitung ini. Kurangnya variasi dalam cara materi yang guru ajarkan atau ketidaktertarikan guru terhadap subjek tersebut dapat membuat siswa merasa bosan atau tidak tertarik.
- Kurangnya Dukungan atau Bantuan
Jika siswa menghadapi kesulitan dalam memahami materi matematika, tetapi tidak mendapatkan bantuan yang cukup dari guru atau orang tua, mereka mungkin merasa terjebak dan frustrasi. Kurangnya dukungan dapat mengurangi minat siswa dalam belajar pelajaran ini.
BACA JUGA: Apa itu Beasiswa; Begini Pengertian, Jenis dan Manfaatnya
- Kecepatan Pembelajaran yang Berbeda
Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Jika sebuah kelas bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat bagi seorang siswa. Maka sangat mungkin bagi siswa merasa ketinggalan atau bosan. Oleh karena itu, ketidakcocokan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidaktertarikan pada mata pelajaran ini.
- Kesalahan yang Dapat Terlihat
Dalam matematika, kesalahan sangat terlihat dan bisa dianggap sebagai kegagalan. Beberapa siswa mungkin merasa tidak nyaman dengan kemungkinan membuat kesalahan dan merasa takut akan penilaian negatif dari guru atau teman sekelas.
- Kurangnya Motivasi Intrinsik
Jika siswa tidak melihat nilai atau kegunaan intrinsik dalam mempelajari ilmu ini. Mereka mungkin tidak merasa termotivasi secara pribadi untuk belajar. Minimnya rasa pencapaian pribadi atau kepuasan dari guru dalam mempelajarinya.(*)