Tegal  

Puskesmas Margadana Sosialisasikan Rujahat

Puskesmas Margadana
FOTO BERSAMA - Sekretaris Kelurahan Margadana Sudarmo, Sanitarian Puskesnas Margadana Murti Kristianingsih dan tokoh masyarakat usai sosialisasi di Pendapa Kelurahan Margadana.

DISWAY JATENG – Puskesmas Margadana memberikan sosialisasi tentang Rumah Jamban Sehat (Rujahat). Sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar mempunyai rumah yang sehat.

Senitarian Puskesmas Margadana Murti Kristianingsih menjelaskan, sosialisasi selain mengenalkan Program Rujahat, juga mengedukasi tentang larangan Buang Air Besar Sembaragan (BABS).

Kegiatan ini berfokus pada rumah-rumah warga yang memiliki jamban tapi rusak. Atau yang belum memilikinya sama sekali. Nantinya rumah yang tidak memiliki jamban akan termonitoring secara khusus. Ke depannya mungkin akan ada pemasangan stiker dan kartu pantau bagi rumah yang belum memiliki jamban.

“Kartu pantau ini berfungsi mengetahui siapa saja yang tinggal dalam rumah tersebut. Dan apakah sudah berperilaku hidup sehat atau belum. Saat ini hasil dari pendataan. Sementara ada 30 persen rumah yang belum memiliki jamban. Sedangkan untuk akses jamban sekitar 90 persen,” jelasnya.

Ke depan akan ada pembentukan struktur kepengurusan dari inovasi tersebut. Kemudian akan ada Surat Keputusan (SK), sehingga semua kalangan masyarakat Margadana dapat turut serta dalam program ini. Selanjutnya akan ada tahap berikutnya, yaitu pemantapan dan validasi data.

“Kategori rumah sehat pastinya memiliki jamban. Jamban sehat syaratnya harus ada septic tank atau tempat pembuangan air besar. Selain itu harus ada ventilasi untuk keluar masuknya udara dan juga penerangan yang cukup,” ujarnya.

Sekertaris Kelurahan Margadana Sudarmo mengaharapkan, kegiatan sosialisasi ini dapat memunculkan inovasi baru dalam pembangunan jamban. Inovasi bisa dikembangkan oleh  Ketua RT, RW atau Kader-kader. Tahun depan akan ada dana dari pemerintah untuk permasalahan jamban. Agar masyarakat memiliki jamban sehat.

“Jamban merupakan masalah yang sering muncul. Mungkin karena kurangnya lahan ketika pembangunan rumah. Namun harapanya warga semakin ke sini jambannya kian sehat. Artinya, jamban yang sehat tidak perlu mewah. Intinya bisa untuk buang air besar dan tertutup jauh dari tempat umum,” pungkasnya. (mei)