TEGAL – Permintaan kue lebaran terus mengalami lonjakan. Lonjakan ini membuat produsen kue kering musiman harus ekstra memenuhi permintaan pesanan.
Salah satu produsen kue kering musiman di Kota Tegal adalah Iswahyuni, 43, warga Jalan Setia Budi Komplek Rumdin Dinas PM.
Istri anggota PM itu sudah mulai produksi musiman menjelang lebaran sejak 10 tahun lalu. Beberapa kue yang diproduksinya meliputi nastar, tulip, putri salju dan kastengel. Kue-kue tersebut merupakan kudapan saat lebaran.
“Produksi kue lebaran sejak suami dapat tugas dan menempati rumah dinas tepatnya 4 tahun silam. Sebelumnya saya sudah bikin,” katanya.
Menurutnya, pertama produksi masih sedikit. Hanya untuk kebutuhan tetangga. Dulu modal yang dikeluarkan hanya Rp200-300 ribu saja. Sekarang bisa sampai Rp2 jutaan.
Modal Rp2 Juta
“Modal Rp2 juta bisa untuk membuat 10 jenis kue. Seperti kastangel, nastar, putri salju, coklat stik, sagu keju, coklat mete, nutela keju, kacang mete dan kacang almond,” ungkapnya.
Namun berbeda dengan modal bucket yang biasanya untuk ulang tahun. Saat ini untuk saweran lebaran.
“Tahun ini lebih banyak pesanan. Bahkan sampai sekarang sudah ada 100 picis. Untuk harga paling murah Rp35 ribu semua jenis. Harga paling mahal Rp80 ribu ukuran besar,” ujarnya.
Namun ada pula isi paket seharga Rp200 dan Rp300 ribu untuk isi 4 ukuran besar. Kendalanya bahan, yakni telur yang harganya naik. Lainnya masih wajar.
Iswahyuni mengaku ia terbantu suami. Saat kewalahan memenuhi pesanan, juga ada teman-teman yang membantunya.
Sementara itu, suami Iswahyuni, Teguh Prayitno, yang berdinas di Sub Denpom 414 Brebes mengaku bangga punya istri kreatif dan inovatif.
“Alhamdulillah, teman-teman anggota hampir semuanya pesan. Begitu juga teman-teman istri,” katanya.
Teguh mengaku selepas piket ia membantu istrinya membuat kue lebaran. Atau membuat bucket berisikan uang sesuai permintaan konsumen.
“Ikut senang dan bangga. Karena meski hidup di rumah dinas namun masih bisa menjadi ladang usaha,” pungkasnya. (gus)