Simak Sejarah Hari Raya Idul Adha dan Anjuran Untuk Berkurban!

Berkurban

DISWAY JATENG – Simak Sejarah Hari Raya Idul Adha dan Anjuran Untuk Berkurban. Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang menggarisbawahi pentingnya berkurban sebagai ibadah dalam agama Islam.

Berikut adalah beberapa ayat yang terkait dengan perintah berkurban dalam Al-Quran:

1. Surah Al-Hajj (22:37)

“Maka makanlah antara makanan yang halal lagi baik yang telah Allah rezekikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya kepada-Nya menyembah.”

Ayat ini menekankan pentingnya bersyukur kepada Allah atas rezeki yang ia berikan. Berkurban adalah salah satu cara untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Allah dengan membagikan rezeki kepada sesama.

2. Surah Al-Hajj (22:34)

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan-Nya kepada mereka. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka berserah dirilah kepada-Nya dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh.”
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap umat telah mendapatkan perintahkan untuk berkurban dengan menyebut nama Allah atas binatang ternak. Ini merupakan bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.

3. Surah Al-Kautsar (108:2)

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”

Ayat ini merupakan perintah langsung dari Allah untuk mendirikan shalat dan berkurban. Hal ini menunjukkan bahwa berkurban adalah bagian penting dari ibadah yang harus umat Muslim laksanakan.

Berdasarkan ayat-ayat ini, dapat menarik kesimpulkan bahwa berkurban adalah perintah Allah yang harus umat Muslim lakukan sebagai bentuk ketaatan, pengorbanan, dan rasa syukur kepada-Nya.

Melalui berkurban, umat Muslim juga berbagi rezeki dengan sesama dan mengingatkan diri sendiri akan pentingnya berserah diri kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa.

BACA JUGA: Ramai Musim Haji: Ini Perbedaan Haji Plus dan Haji Biasa

Idul Adha merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Islam yang peringatannya setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam. Perayaan ini memiliki sejarah yang berakar dalam kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Nabi Ismail (Ishmael), yang terkait dengan peristiwa penyembelihan yang terkenal sebagai “Qurban” atau “Udhiyah” dalam bahasa Arab.

Berikut adalah sejarah Idul Adha menurut Islam:

1. Kisah Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang memiliki kehormatan dalam agama Islam. Dalam kisah ini, Allah SWT menguji kesetiaan Nabi Ibrahim dengan sebuah perintah yang berat. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, sebagai tanda ketundukan total kepada Allah.

2. Kesetiaan Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim, sebagai seorang nabi yang taat, siap untuk mengorbankan putranya sesuai dengan perintah Allah. Namun, pada saat yang tepat, Allah mengirimkan malaikat dan menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba sebagai pengganti. Hal ini menunjukkan bahwa kesetiaan Nabi Ibrahim telah teruji, dan Allah menerima pengorbanan dan ketaatan sejati.

3. Makna Qurban

Kisah ini menunjukkan pentingnya ketaatan kepada Allah dan kesediaan untuk mengorbankan yang paling seseorang cintai demi-Nya. Qurban menjadi simbol pengorbanan dan penyerahan diri kepada Allah.

Setiap tahun pada hari Idul Adha, umat Muslim yang mampu mendapat perintah untuk menyembelih hewan qurban, seperti domba, sapi, atau kambing, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan untuk berbagi dagingnya dengan mereka yang membutuhkan.

4. Perayaan Idul Adha

Idul Adha sebagai momen penting dalam agama Islam untuk mengenang ketaatan dan kesetiaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Pada hari tersebut, umat Muslim melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah dan menyaksikan khutbah (khotbah) yang mengingatkan akan nilai-nilai kesetiaan, pengorbanan, dan ketaatan kepada Allah. Selain itu, mereka juga membagikan daging qurban kepada keluarga, tetangga, dan mereka yang membutuhkan.

Idul Adha mengandung makna yang dalam bagi umat Muslim, yakni pengorbanan, ketaatan, dan rasa syukur kepada Allah SWT. Perayaan ini juga merupakan waktu untuk mempererat hubungan sosial, berbagi dengan sesama, dan membantu mereka yang membutuhkan.(*)